Information

Daun Kelor : Si Kecil yang Besar Manfaatnya

Dunia tak selebar daun kelor, seringkali kita mendengar pepatah yang satu ini. Maksudnya adalah bahwa dunia ini amatlah sempit, bahkan tak cukup lebih besar daripada daun kelor yang luasnya kira-kira hanya seluas kuku orang dewasa saja. Daun kelor memanglah kecil, namun dalam satu tangkai biasanya daunnya berkelompok dan terlihat rimbun. Daun ini sudah lama dikenal nenek moyang kita. Orang Madura menyebutnya sebagai Maronggih, Di daerah Sunda dan Melayu ia disebut kelor, di Aceh ia disebut murong, orang Ternate mengenalnya sebagai kelo, di Sumba ia disebut kawona, sedangkan di ranah Minang ia dikenal dengan nama munggai.

Tumbuhan kelor ini berasa agak pahit, bersifat netral dan tentu saja tak beracun. Kulit akarnya mengandung minyak terbang. Biji tumbuhan kelor mengandung minyak ’behen’, dan terdapat myrosine, emulsine,alkaloida pahit tak beracun, serta vitamin A,B1,B2 dan C pada sel-sel tertentu. Efek farmakologis yang dimiliki oleh kelor adalah anti-inflamasi, anti-piretik dan antiskorbut.

Daun Kelor pada umumnya dimanfaatkan sebagai sayuran. Di daerah asal saya Madura, ia biasa digunakan sebagai sayur berkuah sebagai teman makan siang. Saya suka sekali makan ditemani sayur yang saya kenal dengan nama Ghangan Maronggih (Sayur Kelor) ini, sebab selalu membangkitkan memori masa kecil dan tanah kelahiran saya. Namun Selain dimanfaatkan untuk sayuran, akar, daun serta bijinya juga dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit.

1. Kurap (herpes) dan luka bernanah
Tumbuklah daun kelor dengan kapur, lalu balurkan hasil tumbukan tadi pada luka/kurap.
2. Kurang nafsu makan, epilepsi, histeri, sariawan, sulit buang air kecil, badan lemah, sakit kuning, rematik serta pegal linu.
Rebus akar kelor sebanyak 1 jari dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas, lalu saring. Minum air rebusan dua kali sehari masing-masing ½ gelas.
3. Beri-beri dan udim
Giling akar kelor, akar pepaya, dan kulit lawang atau cengkih masing-masing 1 jari. Tambahkan air, peras, dan saring. Bagi air saringan menjadi 2 bagian yang sama. Minum air hasil saringan sebanyak 2 kali sehari.
4. Biduran dan alergi
Rebus 3 tangkai daun kelor, 1 siung bawang merah, serta adas dan pulasari secukupnya dalam 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Saring lalu minm air rebusan dua kali sehari masing-masing satu gelas.
5. Rabun ayam
Tumbuk 3 tangkai daun kelor sampai halus, lalu seduh dengan 1 cangkir air masak dan saring. Tambahkan madu secukupnya pada air hasil saringan tadi, lalu adu k sampai merata. Minum sebelum tidur.
Sehelai Daun

Manfaat Kelor Sebagai Obat Tradisionil

Manfaat Kelor Sebagai Obat Tradisional MUNGKIN saja di antara kita ada yang belum mengenal kelor, meskipun tanaman ini sangat terkenal dalam pepatah ”Dunia ini tak selebar daun kelor!” Tanaman kelor (Moringa oleifera) dikenal dengan nama murong atau barunggai. Sementara itu, di Sulawesi disebut kero, wori, kelo , atau keloro.


Selain terkenal dalam kata pepatah itu, ternyata tanaman kelor ini bermanfaat dan berkhasiat sebagai obat tradisional, karena mengandung beberapa zat kimia untuk menyembuhkan penyakit. Daun kelor mengandung alkalid moringin, moringinan, dan pterigospermin.

Kemudian gom mengandung arabinosa, galaktan, asam glukonat , dan ramnosa, sedangkan bijinya mengandung asam palmitat, streaat, linoleat, olleat, lignoserat.


By. http://dadungsulaeman.blogspot.com
Kelor berupa pohon kecil dengan tingi 3-8 meter. Daunnya berwarna hijau pucat menyirip ganda dengan anak daun menyirip ganjil dan helaian daunnya bulat telur. Bunga kelor berupa malai yang keluar dari ketiak daun, sedangkan buahnya menggantung sepanjang 20-45 cm dan isinya sederetan biji bulat, tetapi bersayap tiga.

Selama ini, akar tanaman kelor berkhasiat sebagai peluruh air seni, peluruh dahak, atau obat batuk, peluruh haid, penambah nafsu makan, dan pereda kejang.

Daun kelor mengandung pterigospermin yang bersifat merangsang kulit (rubifasien) sehingga sering digunakan sebagai param yang menghangatkan dan mengobati kelemahan anggota tubuh seperti tangan atau kaki. Jika daun segarnya dilumatkan, lalu dibalurkan ke bagian tubuh yang lemah, maka bisa mengurangi rasa nyeri karena bersifat analgesik. Selain itu, daun kelor berkhasiat sebagai pelancar ASI (galata gog). Oleh karena itu, untuk melancarkan ASI, seorang ibu menyusui dianjurkan makan dan kelor yang disayur.

Biji kelor berkhasiat mengatasi muntah. Biji kelor yang masak dan kering mengandung pterigospermin yang lebih pekat sampai bersifat germisida.

Hasil penelitian Madsen dan Dchlundt serta Grabow dan kawan-kawan menunjukkan bahwa serbuk biji kelor mampu menumpas bakteri Escherichia coli, Streptococcus faecalis dan Salmonella typymurium. Karena itu di Afrika, biji kelor dimanfaatkan untuk mendeteksi pencemaran air oleh bakteri-bakteri tadi. Caranya, yaitu dengan mengendapkan air keruh yang diduga tercemar, kemudian ditaburi serbuk biji kelor sebanyak 200 mg/liter dan diaduk sampai larut.

Kemudian buah kelor diketahui mengandung alkaloida morongiona yang bersifat merangsang pencernaan makanan. Buah kelor ini biasanya disayur asam sebagai sayur yang lezat bagi lidah orang Jawa.

Namun, di antara bagian tanaman kelor yang banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah daunnya. Bahkan, masyarakat di pedesaan memanfaatkan daun kelor itu untuk sayur asam dan lalap seperti halnya daun katuk.

Daun kelor mentah yang digiling halus, kemudian dijadikan bedak atau campurkan dengan bedak, maka dapat menghilangkan noda hitam/flek/kokoloteun pada kulit wajah. (Rediem)***

Menjernihkan Air Dengan Biji Kelor

The Environmentalist. Penjernihan air dengan biji kelor (Moringa Oleifera) dapat dikatakan penjernihan air dengan bahan kimia, karena tumbukan halus biji kelor dapat menyebabkan terjadinya gumpalan (koagulan) pada kotoran yang terkandung dalam air. Cara penjernihan ini sangat mudah dan dapat digunakan di daerah pedesaan yang banyak tumbuh pohon kelor. Bentuk daun, bunga, dan buah kelor dapat dilihat pada Gambar.
PEMBUATAN :
  1. Kupas biji kelor dan bersihkan kulitnya.
  2. Biji yang sudah bersih dibungkus dengan kain, kemudian ditumbuk sampai halus betul. Penumbukan yang kurang halus dapat menyebabkan kurang sempurnanya proses penggumpalan.
  3. Campur tumbukkan biji kelor dengan air keruh dengan perbandingan 1 biji : 1 lt air keruh.
  4. Campur tumbukkan biji kelor dengan sedikit air sampai berbentuk pasta.
    Masukkan pasta biji kelor ke dalam air kemudian diaduk.
  5. Aduklah secara cepat 30 detik, dengan kecepatan 55-60 putaran/menit.
  6. Kemudian aduk lagi secara berlahan dan beraturan selama 5 menit dengan kecepatan 15-20 putaran/menit.
  7. Setelah dilakukan pengadukan, air diendapkan selama 1-2 jam. Makin lama waktu pengendapan makin jernih air yang diperoleh.
  8. Pisahkan air yang jernih dari endapan. Pemisahan harus dilakukan dengan hati-hati agar endapan tidak naik lagi.
  9. Pada dasar bak pengendapan diberi kran yang dapat dibuka, sehingga endapan dapat dikeluarkan bersama-sama dengan air kotor.
KEUNTUNGAN :
  1. Caranya sangat mudah
  2. Tidak berbahaya bagi kesehatan
  3. Dapat menjernihkan air lumpur, maupun air keruh (keputih-putihan, kekuning-kuningan atau ke abu-abuan)
  4. Kualitas air lebih baik : kuman berkurang;  zat organik berkurang sehingga pencemaran kembali berkurang; dan air lebih cepat mendidih
KERUGIAN :
  1. Kelor tidak terdapat disemua daerah
  2. Air hasil penjernihan dengan kelor harus segera digunakan dan tidak dapat disimpan untuk hari berikutnya.
  3. Penjernihan dengan cara ini hanya untuk skala kecil.
Selamat Mencoba !, Apakah anda punya ide baru ? silahkan berikan komentar anda disini !
By. http://bennysyah.edublogs.org

Khasiat Moringa Oleifera / Kelor

KLASIFIKASI : 
Kelor disebut Moringaoleifera Lamk atau M. pterygosperma Gaertn. Termasuk ke dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Marongghi, celor, kawona, motong, barunggai.

SIFAT KIMIAWI :  
Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia yang sudah diketahui, a. l:  Biji : Minyak “behen”.   Kulit akar:  Minyak terbang.
Senyawa lain: myrosine, emulsine, alkaloida pahit tidak beracun, vitamin A, B1, B2 dan C.

EFEK FARMAKOLOGIS :
Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisional lain disebutkan bahwa tanaman ini memiliki sifat: Rasaagak pahit, netral, anti inflamasi, antipiretik, antiskorbut dan tidak beracun.

BAGIAN TANAMAN  YANG  DIGUNAKAN : 
Efek farmakologi dari penggunaan akar, daun dan biji.

Tanaman kelor merupakan perdu dengan tinggi sampai 10 meter, berbatang lunak dan rapuh, dengan daun sebesar ujung jari berbentuk bulat telur dan tersusun majemuk. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun berwarna putih, buah besisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm, tumbuh subur mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 700 m di atas permukaan laut. Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau marongghi (Moringa oleifera), berasal dari kawasan sekitar Himalaya dan India, kemudian menyebar ke kawasan di sekitarnya sampai ke Benua Afrika dan Asia-Barat.

Bahkan, di beberapa negara di Afrika, seperti di Etiopia, Sudan, Madagaskar, Somalia, dan Kenya, sekarang mulai dikembangkan pula di Arab Saudi dan Israel, menjadi bagian untuk program pemulihan tanah kering dan gersang, karena sifat dari tanaman ini mudah tumbuh pada tanah kering ataupun gersang, dan kalau sudah tumbuh maka lahan di sekitarnya akan dapat ditumbuhi oleh tanaman lain yang lebih kecil, sehingga pada akhirnya pertumbuhan tanaman lain akan cepat terjadi.

Walau di Indonesia, khususnya di lingkungan perkampungan dan pedesaan, tanaman kelor baru sampai menjadi tanaman pagar hidup, batas tanah ataupun penjalar tanaman lain, tetapi manfaat dari daun dan karangan bunga serta buah muda sebagai sayuran, sudah sejak lama digunakan.
Sebagai tanaman berkhasiat obat, tanaman kelor mulai dari akar, batang, daun, dan bijinya, sudah dikenal sejak lama di lingkungan pedesaan.

Seperti akarnya, campuran bersama kulit akar pepaya kemudian digiling-dihancurkan, banyak digunakan untuk obat luar (balur) penyakit beri-beri dan sebangsanya. Daunnya ditambah dengan kapur sirih, juga merupakan obat kulit seperti kurap dengan cara digosokkan. Sedangkan sebagai obat dalam, air rebusan akar ampuh untuk obat rematik, epilepsi, antiskorbut, diuretikum, sampai ke obat gonorrhoea. Bahkan, biji tua bersama dengan kulit jeruk dan buah pala, akan dapat menjadi “spiritus moringae compositus” yang digunakan sebagai stimulans, stomachikum, carminativum sampai diuretikum.

Sejak awal tahun 1980-an oleh Jurusan Teknik Lingkungan ITB, biji kelor digunakan untuk penjernihan air permukaan (air kolam, air sungai, air danau sampai ke air sungai) sebagai pengendap (koagulans) dengan hasil yang memuaskan. Oleh karena rangkaian penelitian terhadap manfaat tanaman kelor mulai dari daun, kulit batang, buah sampai bijinya, sejak awal tahun 1980-an telah dimulai. Saat itu fokus penelitian ditujukan kepada program pengadaan air jernih untuk para pemukim di kawasan pantai atau pesisir, khususnya di kawasan transmigrasi yang mengandalkan air payau atau gambut berwarna kecoklatan sebagai sumber air minum.

Rasa air gambut yang pahit dan warna kecoklatan, tentu saja tidak memenuhi syarat sebagai air minum. Bahkan, air gambut yang digunakan untuk mencuci pakaian pun yang berwarna putih justru akan berubah menjadi kecoklatan. Maka dengan sistem penyaringan sederhana ditambah dengan pengendap yang berasal dari serbuk atau tumbukan biji kelor, pada akhirnya akan menjadi air jernih, walau belum bersih. Sehingga untuk air minum harus dilakukan perlakuan, antara lain dimaak terlebih dahulu.

Di lingkungan pedesaan, penanaman kelor yang paling umum cukup dengan cara setekan batang tua atau cukup tua, yang langsung ditancapkan ke dalam tanah, apakah sebagai batas tanah, pagar hidup ataupun batang perambat. Walau semaian biji tua dapat dijadikan bibit, umumnya jarang dipergunakan. Disamping itu, manfaat lain dari batang bersama daun kelor, umumnya digunakan sebagai “alat” untuk melumerkan atau menon-aktifkan “kekuatan magis” seseorang, yaitu dengan cara disapu-sapukan ke bagian muka ataupun dijadikan “alat tidur”, misal seseorang yang tahan terhadap pukulan, bacokan, bahkan tidak mempan oleh terjangan peluru, maka dengan cara disapu-sapukan ke bagian tubuhnya, ataupun dijadikan alas tidurnya, atau ada pula air tanaman kelor disiramkan ke seluruh tubuhnya, maka kekuatan magis tubuhnya akan lumer atau hilang.

Hal yang sama juga kepada orang tua, umumnya pada zaman dulu yang memiliki “ajimat” sehingga kalau mau meninggal akan susah sekali, maka dengan menggunakan tanaman kelor, akan dapat dibantu untuk memudahkan kematiannya tersebut.

Pengalaman di Benua Afrika
Ada sebuah laporan hasil penelitian, kajian dan pengembangan terkait dengan pemanfaatan tanaman kelor untuk penghijauan serta penahan penggurunan di Etiopia, Somalia, dan Kenya oleh tim Jer-man, di dalam berkala Institute for Scientific Cooperation, Tubingen, 1993. Laporan tersebut dikhususkan terhadap kawasan yang termasuk Etiopia, Somalia, dan Sudan, karena sejak lama sudah menjadi tradisi penduduknya untuk menanam pohon kelor, mengingat pohon tersebut dapat menjadi bagian di dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan sayuran, bahan baku obat-obatan, juga untuk diperdagangkan.

Seperti di Lembah Rift untuk lahan seluas satu hektar hanya ditanamkan antara 30-50 batang, karena di antara pohon kelor tersebut ditanamkan pula tanaman lainnya penghasil pangan, seperti sorgum, jagung, bahkan tanaman lain untuk sayuran, khususnya kacang-kacangan. Maka, dengan cara ini karena pohon kelor memiliki kemampuan menyerap air tanah walau dari kandungan yang sangat minim hingga tanah menjadi lembab, tanaman lainnya akan ikut menjadi tumbuh subur. Apalagi kalau pohon kelor sudah besar dan tinggi, akan berfungsi pula sebagai pohon lindung ataupun pohon rambatan.

Di kawaan Arba Minch dan Konso, pohon kelor justru digunakan sebagai tanaman untuk penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering. Sehingga pada musim hujan walau dalam jumlah yang paling minimal, jatuhan air hujan akan dapat ditahan oleh sistem akar kelor, dan pada musim kemarau “tabungan” air sekitar akar kelor akan menjadi sumber air bagi tanaman lain. Juga karena sistem akar kelor cukup rapat, bencana longsor jarang terjadi. Sama seperti di Lembah Rift, di kawasan ini pun pada lahan di antara pohon kelor dijadikan untuk penanaman banyak jenis tanaman pangan, antara lain jagung dan sorgum, juga sayuran, serta lebih jauhnya lagi untuk tanaman industri seperti kopi, kapas, lada, bahkan tebu. Sangat unik adalah kebiasaan penduduk sekitar Arba Minch yang memiliki lahan terbatas, mulai dari sekitar 0,1 ha atau 1.000 meter persegi, atau hanya ratusan bahkan puluhan meter persegi saja. Sehingga pohon kelor hanya dijadikan pagar hidup, pembatas tanah ataupun pohon perambat sama seperti di Indonesia.

Akan tetapi hasilnya, kalau daunnya dapat langsung digunakan sebagai sayuran, maka bunganya akan tetap dipelihara hingga menjadi buah dan menghasilkan biji yang dapat dijual kepada perusahaan asing yang memerlukan untuk pembuatan tepung atau minyak sebagai bahan baku pembuatan obat dan kosmetik bernilai tinggi.

Salah satu sifat yang menguntungkan untuk membudidayakan pohon kelor yang sudah diketahui sejak lama, yaitu minimnya penggunaan pupuk dan jarang diserang hama (oleh serangga) ataupun penyakit (oleh mikroba). Sehingga biaya untuk pemupukan dan pengontrolan hama dan penyakit relatif sangat murah. Bahkan, dari pengalaman para petani kelor yang sudah lama berkecimpung, diketahui bahwa pemupukan yang baik adalah berasal dari pupuk organik, khususnya berasal dari kacang-kacangan (misal kacang hijau, kacang kedelai ataupun kacang panjang) yang ditanamkan sekitar pohon kelor. Juga pengalaman panjang secara tradisi penggunaan tanaman kelor sebagai bahan berkhasiat obat di kawasan tersebut adalah bahwa akarnya sangat baik untuk pengobatan malaria, mengurangi rasa sakit, penurun tekanan darah tinggi, dan sebagainya, sedang daunnya untuk penurun tekanan darah tinggi, diare, diabetes melitus (kencing manis), dan penyakit jantung.

Perlu untuk diketengahkan manfaat biji kelor yang sudah mulai dikembangkan melalui Program UNDP, yaitu sebagai bahan pengendap/koagulator untuk menjernihkan air secara cepat, murah dan aman, seperti di ITB. Yaitu dengan nilai pH yang berbeda, maka antara 100-150 mg bubuk/serbuk/liter air, memberikan hasil turbiditas tinggi pada air (800-10.000 FTU), kalau dibandingkan dengan koagulan umum seperti Al2(SO4)3 yang baru efektif pada pH 7 saja.

Juga kandungan senyawa yang terdapat pada serbuk biji kelor memiliki sifat antimikroba, khususnya terhadap bakteri. Sehingga kalaupun di dalam air terdapat bakteri Coli (salah satu yang disyaratkan tidak terdapat di dalam air minum), akan tereduksi atau mati. Serta, menurut perhitungan yang sudah diuji coba oleh tim ahli dari UNDP, maka kebutuhan biji kelor untuk pengolahan air minum di kawasan pantai atau rawa, cukup 2-3 pohon dewasa selama setahun dengan keluarga sebanyak 6-8 orang, dengan perhitungan kebutuhan air sekitar 20 l/hari/ jiwa.

PENYAKIT YANG DAPAT DISEMBUHKAN DAN CARA PENGGUNAANYA
Berdasarkan berbagai literatur yang mencatat pengalaman secara turun-temurun dari berbagai negara dan daerah, tanaman ini dapat menyembuhkan penyakit-penyakit sebagai berikut : 

1. Beri-beri, udim. Akar kelor, akar pepaya tambah kulit lawang atau cengkeh, digiling, tambah air, peras, saring, minum.   
2. Kurap ‘herpes’, luka bernanah. Daun ditumbuk dengan kapur, balurkan pada kurap.
3. Abortivum. Akar kelor direbus, saring, minum airnya.
4. Sariawan. Akar kelor direbus, saring, minum airnya.
5. Rematik, nyeri dan pegal linu. Akar kelor direbus, saring, minum airnya, atau 2-3 gagang daun kelor dan ½ sendok makan kapur sirih ditumbuk halus dan balurkan ke bagian yang sakit.
6. Histeri. Akar kelor direbus, saring, minum airnya.
7. Epilepsi. Akar kelor direbus, saring, minum airnya.
8. Sulit buang air kecil. Akar kelor ditambah daun,direbus, saring, minum airnya.
9. Badanlemah, nafsu makan berkurang. Akar kelor direbus, saring, minum airnya.
10.Sakit kuning. Daun kelor 3 – 7 tangkai,1 sendok makan madu dan 1 gelas air kelapa hijau. Daun kelor ditumbuk halus, diberi 1 gelas air kelapa dan disaring. Kemudian ditambah 1 sendok makan madu dan diaduk sampai merata. Minum secara rutin sampai sembuh.
11. Rabun ayan. Tiga tangkai dauin kelor ditumbuk halus, seduh dengan 1 cangkir air masak dan disaring, campurkan dengan madu dan aduk sampai merata. Minum sebelum tidur.
12. Biduren, alergi. Daun kelor 3 gagang, bawang merah 1 siung dan adas pulasari, direbus dengan 3 gelas air mendidih hingga tinggal 2 gelas, kemudian disaring. Minum sehari 2 kali pagi dan sore. 

By. http://carahidup.um.ac.id

Kelor di Jaman Kuno, Kelor di Jaman Modern, Tetap Sama Ampuhnya

By Muslihudin (www.plantamor.com)


Kelor di Jaman Kuno

Dalam tradisi pengobatan kuno India (Ayurveda), daun kelor (Moringa oleifera) dianggap sakti karena bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Dalam daftar obat kuno India kelor memang menduduki tempat istimewa karena bisa digunakan untuk menyembuhkan sekitar 300 penyakit.

Berita mengenai kesaktian daun kelor yang disebutkan dalam Ayurveda akhirnya sampai juga ke telinga orang-orang pintar di Nusantara terutama Jawa. Seperti kita ketahui, pada jaman dahulu pengaruh budaya India di Nusantara sangatlah kuat. Setelah mempelajari Ayurveda, para ahli obat herbal di Nusantara juga mulai berhasil mengobati berbagai macam penyakit dengan daun kelor. Tingkat keberhasilan pengobatan dengan daun kelor pada masa itu begitu tinggi hingga mampu melahirkan mitos tersendiri.

Di jaman dimana penyakit masih dianggap sebagai gangguan mahluk halus, pengobatan penyakit tidak lepas dari acara ritual pengusiran mahluk halus. Karena daun kelor bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit maka tidak heran jika daun ini dianggap bisa mengalahkan kekuatan mahluk halus. Akibatnya terbentuklah mitos bahwa daun kelor ampuh untuk menaklukkan mahluk halus. Lambat laun justru mitos ini lah yang berkembang, sedangkan fungsi kelor untuk pengobatan sebagaimana diterangkan dalam Ayurveda malah ditinggalkan.

Pengaruh mitos bahwa daun kelor bisa untuk mengalahkan mahluk halus telah merasuk begitu dalam ke benak masyarakat pada jaman dahulu, tak terkecuali juga para jawara sakti yang biasa mendapat kekuatan dengan bantuan mahluk-mahluk halus. Mereka ikut termakan mitos tersebut dan sangat yakin bahwa kesaktiannya akan hilang jika berhadapan dengan daun kelor. Dengan keyakinan seperti itu, sedikit saja mereka terkena sentuhan daun kelor maka secara psikologis kekuatannya akan runtuh duluan dan akhirnya memang fisiknya juga benar-benar ikut lemas dan ambruk. Fakta bahwa mental seseorang bisa mempengaruhi kekuatan fisiknya itu bukan hal yang baru.

Hingga saat ini masih banyak orang yang sulit untuk melepaskan diri dari belenggu mitos kesaktian daun kelor. Masih banyak ditemui di desa-desa dimana orang percaya bahwa jika ada orang yang sakit dan tergeletak lama namun tidak juga meninggal, maka orang tersebut diduga memiliki kesaktian tertentu yang harus segera dilepas dari tubuhnya. Untuk membantu melepas kesaktiannya biasanya orang tersebut disapu dengan daun kelor hingga akhirnya dapat meninggal dengan tenang. Ketika jasadnya kemudian dimandikan orang tersebut juga disapu lagi dengan daun kelor supaya bersih dari segala mahluk yang masih menempel pada jasadnya.

Saking banyaknya orang sakit yang berhasil diobati dengan daun kelor pada jaman dahulu sampai-sampai mitos kesaktian daun kelor bisa bertahan hingga ribuan tahun, bahkan hingga sekarang. Selain untuk mengusir, kelor juga dipercaya bisa menolak kedatangan mahluk halus. Di jaman serba teknologi seperti sekarang ini kadang masih bisa ditemukan ada rumah yang di atas pintu utamanya ditaruh seikat daun kelor sebagai penolak bala.

Kelor di Jaman Modern

Lain dulu lain sekarang. Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Variasi dan kadar kandungan nutrisi daun kelor berada di luar batas-batas kewajaran. Fenomena aneh ini diakui di dunia barat sekalipun karena memang dasarnya adalah penelitian ilmiah. Tidak heran banyak media masa internasional mempopulerkan pohon kelor sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib, bahkan ada yang menyebutnya sebagai "tree for life". Memang mengagumkan. Bayangkan saja, jika kita memiliki sebuah pohon di halaman rumah yang bisa ditanam dan dirawat dengan mudah, tidak mati meskipun diterpa kemarau panjang, daunnya bisa disayur untuk memenuhi semua kebutuhan vitamin dan mineral dalam tubuh, bisa digunakan sebagai obat ketika kita sakit, selain itu bijinya juga bisa untuk menjernihkan air yang kita minum. Kedengarannya seperti pohon yang hanya ada di dunia angan-angan, namun kenyataannya memang ada.

Adalah Lowell Fuglie, seorang warga negara Prancis yang tinggal dan bekerja di Senegal, yang pertama kali meneliti kandungan nutrisi daun kelor. Pada akhir tahun 90an orang ini mulai meneliti daun kelor dan menemukan bukti bahwa ibu-ibu hamil yang mengalami gizi buruk sekalipun masih bisa dibantu untuk memiliki bayi yang sehat dengan cara mengonsumsi daun kelor. Hasil penelitian si Lowell ini sekarang banyak dimanfaatkan oleh banyak negara untuk memerangi gizi buruk, terutama negara-negara berkembang di semenanjung Afrika. Program penggalakan penanaman daun kelor di negara-negara Afrika merupakan kampanye yang intensif melalui lembaga-lembaga pendidikan dan swadaya masyarakat. Tak kurang dari seorang sekjen PBB (Kofi Annan pada waktu itu) ikut mendukung sosialisasi penggunaan daun kelor utnuk memerangi gizi buruk.

Kelor Sebagai Sumber Nutrisi

Pohon kelor memiliki daun yang mengandung nutrisi paling lengkap dibanding dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin dan mineral, daun kelor juga mengandung semua asam amino esensial (asam amino yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh dan karena itu harus disuplai dari luar tubuh dalam bentuk jadi). Asam amino sangat vital sebagai bahan pembentukan protein. Penelitian juga membuktikan bahwa daun ini sama sekali tidak mengandung zat berbahaya. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia masyarakat sudah biasa memanfaatkannya sebagai sayuran, terutama untuk memperbanyak dan melancarkan ASI seperti halnya daun katuk.

Selama ini jika kita bicara tentang sumber Vitamin A, yang terbayang adalah wortel, padahal dengan berat yang sama Vitamin A pada daun kelor jauh lebih banyak dibanding wortel. Dengan perbandingan berat yang sama, daun kelor juga mengandung Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk, kalsium empat kali lipat susu, potasium tiga kali lipat pisang, protein dua kali lipat yogurt dan zat besi jauh lebih banyak daripada bayam. Dari 24 unsur nutrisi (beberapa vitamin, mineral dan asam amino) yang kami uji di laboratorium milik sebuah universitas di Malang, semua terdeteksi keberadaannya dengan kadar yang cukup signifikan.

Pohon kelor adalah pohon yang mudah tumbuh di daerah tropis. Pohon ini diduga berasal dari daerah sekitar Nepal, India. Di Indonesia, pohon ini tumbuh di mana-mana dan banyak ditanam oleh petani sebagai pagar atau batas kebun karena pohon ini memang awet hidup, pada musim kemarau panjang sekalipun.

Mungkin kita patut meniru negara-negara di Afrika untuk membantu mengatasi masalah gizi buruk dengan kelor. Untuk sebagian besar saudara kita, jeruk masih mahal, wortel juga mahal, susu terlalu mahal, yogurt sangat mahal, obat semakin mahal, dokter tambah mahal. Hanya kelor yang kemungkinan bisa tetap dibuat murah karena menanamnya juga sangat mudah, bisa tetap tumbuh nyaris tanpa perawatan, dan mulai bisa dipanen pada umur yang cukup singkat. Tancapkan saja beberapa batang kelor di sembarang jenis tanah dan tunggu 2 atau 3 bulan, daunnya sudah mulai bisa dipetik untuk dimanfaatkan. Dalam 40 hari berikutnya, trubusnya sudah bisa diambil lagi dan begitu seterusnya sampai generasi anak cucu.

Kelor Sebagai Multivitamin Alami

Bagi mereka yang merasa jauh dari risiko gizi buruk, daun kelor juga tetap bermanfaat untuk memastikan keseimbangan nutrisi dalam tubuh sekaligus sebagai obat herbal. Seperti kita ketahui jika nutrisi dalam tubuh kita tidak seimbang, kita akan terkena warning berupa penyakit. Anemia dan sariawan, diketahui sebagai warning akibat kita lalai menyediakan zat besi, beri-beri adalah warning akibat kita lupa dengan Vitamin B1, gondongan akibat kita mengabaikan kebutuhan iodium, keropos tulang akibat lupa menyediakan kalsium, dan banyak lagi penyakit yang terkait dengan infeksi karena daya tahan tubuh melemah akibat kekurangan unsur nutrisi tertentu.

Ternyata, kekurangan nutrisi juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Penyakit dementia (kerusakan pada jaringan otak dengan gejala antar lain menurunnya daya ingat, kesulitan berfikir logis, dan berperilaku semaunya) dahulu dianggap tidak ada kaitannya dengan nutrisi namun belakangan ternyata diketahui penyebabnya adalah akibat kekurangan Vitamin B3. Jika separo saja penduduk negeri ini kekurangan Vitamin B3, apa gak kacau bangsa ini.

Secara logika tidaklah sulit untuk menyimpulkan bahwa keseimbangan nutrisi merupakan pondasi untuk membangun fisik maupun mental yang sehat. Masalahnya kita tidak pernah tahu persis apakah makanan yang kita makan sehari-hari benar-benar telah memenuhi semua nutrisi yang diperlukan. Makanan yang mahal belum tentu mengandung nutrisi yang dibutuhkan. Bisa jadi di satu sisi kelebihan, namun di sisi lain tetap kekurangan. Apalagi banyak makanan yang dijual setelah melalui proses pengolahan dan penyimpanan yang begitu panjang sehingga nutrisi yang seharusnya terkandung pada makanan tersebut telah banyak yang hilang. Belum lagi semakin maraknya junk food di mana-mana, yakni makanan yang mengutamakan tampilan, kepraktisan penyajian dan kekuatan rasa, sementara nilai nutrisi dan sifat-sifat alaminya benar-benar dinomorduakan. Ditambah lagi semakin kentalnya budaya dimana makan bukan lagi dianggap kewajiban untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk tubuh melainkan lebih dianggap sebagai acara untuk memenuhi selera dan kesenangan plus lambang status sosial. Tak heran jika akhirnya banyak yang kena WARNING BERAT dari tubuhnya sendiri.

Tidak ada salahnya kita berikan tubuh kita makanan yang kita tahu mengandung nutrisi paling lengkap dan alami. Dengan suplai nutrisi yang lengkap dan alami tubuh kita tahu persis bagaimana caranya menjaga dan memulihkan kesehatan untuk kita. Biarkan tubuh menggunakan nutrisi sesuai tujuan dan aturan mainnya sendiri. Tuhan telah melengkapi tubuh kita dengan mekanisme sedemikian sempurna agar tubuh kita tetap sehat dan semua bagiannya berfungsi secara normal. Tugas kita adalah memenuhi kebutuhan tubuh dengan nutrisi yang dibutuhkannya.

Jika anda mengalami kesulitan mencari makanan yang nilai nutrisinya lengkap dan alami, daun kelor adalah solusinya! Tidak ada tumbuhan selain kelor yang mengandung unsur nutrisi sebanyak ini: Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B3, Vitamin C, Calcium, Chromium, Copper, Iron, Magnesium, Manganese, Potassium, Protein, Zinc, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalaine, Threonine, Tryptophan, Valine, Alanine, Arginine, Aspartic Acid, Cystine, Glutamic Acid, Glycine, Histidine, Serine, Proline, Tryrosine, dsb.

Kesimpulan

Dulu penyakit dianggap sebagai gangguan mahluk halus dan kelor dianggap sakti karena mampu untuk mengusirnya. Sekarang penyakit diketahui sebagai gangguan keseimbangan nutrisi, dan kelor mampu untuk menyeimbangkannya. Kelor jaman dulu dan kelor jaman sekarang tetap sama saktinya. Yang berbeda hanyalah cara orang menjelaskan fenomena kenapa daun dari pohon ini bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Dahulu kelor ampuh untuk mengusir mahluk halus seperti wewe gombel dan gendoruwo yang mengganggu anak manusia. Kini, kelor juga tetap ampuh menolak gangguan mahluk halus seperti virus, bakteri dsb. Dalam rangka 'back to nature', tidak ada salahnya kita merevitalisasi kesaktian daun kelor dengan cara pandang dan keilmuan masa kini.

Multivitamin Alami

Moringa oleifera sering disebut sebagai “miracle tree” alias pohon ajaib. Bijinya bisa mengubah air kotor menjadi air bersih yang layak minum, daunnya super kaya dengan nutrisi. Tidak ada tumbuhan selain Moringa yang mengandung unsur nutrisi sebanyak ini:
Vitamin A, Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B3, Vitamin C, Calcium, Chromium, Copper, Iron, Magnesium, Manganese, Potassium, Protein, Zinc, Isoleucine, Leucine, Lysine, Methionine, Phenylalaine, Threonine, Tryptophan, Valine, Alanine, Arginine, Aspartic Acid, Cystine, Glutamic Acid, Glycine, Histidine, Serine,
Proline, Tryrosine, dsb.

Jika anda mengalami kesulitan mencari produk multivitamin yang lengkap dan benar-benar alami, daun Moringa Oleifera adalah solusinya!

Berilah tubuh kita makanan yang kita tahu mengandung nutrisi paling lengkap dan alami. Dengan suplai nutrisi yang lengkap dan alami tubuh kita tahu persis bagaimana caranya menjaga dan memulihkan kesehatan untuk kita.

Dengan perbandingan berat yang sama, kandungan nutrisi daun Moringa oleifera adalah sbb:Vitamin C: Lebih banyak daripada vitamin C dalam jeruk
Vitamin A: Melebihi kandungan vitamin A dalam wortel
Potasium: 3 kali jumlah kandungan potasium dalam pisang
Kalsium: 4 kali jumlah kandungan kalsium dalam susu
Protein: 2 kali jumlah kandungan protein dalam yogurt

By. www.plantamor.com

MORIFERA®

MORIFERA adalah kapsul kesehatan yang dibuat 100% dari ekstrak daun Moringa oleifera. Dalam sistem pengobatan kuno India (Ayurveda), daun Moringa oleifera dianggap sakti karena bisa digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit.

Dengan penelitian ilmiah, terungkap bahwa daun ini ternyata mengandung berbagai unsur nutrisi yang diperlukan oleh tubuh untuk memulihkan dan menjaga kesehatan. Orang-orang yang secara rutin   telahmengonsumsi MORIFERA terbukti tidak pernah lagi terkena sariawan, tidur menjadi nyenyak, tubuh terasa segar, pikiran lebih tenang dan mudah berkonsentrasi, kulit menjadi lebih bersih, BAB lancar. Selain itu, kandungan kalsium yang tinggi dalam MORIFERA juga akan mencegah keropos tulang.

Kenyataan bahwa penyakit bisa timbul karena adanya kekurangan nutrisi dalam tubuh. Anemia dan sariawan,
diketahui sebagai akibat kekurangan zat besi, beri-beri akibat kekurangan Vitamin B1, gondongan akibat kekurangan iodium, Kekurangan nutrisi juga bisa berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Penyakit demensia keropos tulang akibat kekurangan kalsium, dan banyak lagi penyakit yang terkait dengan infeksi karena daya tahan tubuh melemah akibat kekurangan unsur nutrisi tertentu.

Dengan membawa semua nutrisi yang terkandung dalam daun Moringa oleifera, MORIFERA akan membantu memperbaiki dan menjaga kesehatan anda. (kerusakan pada jaringan otak dengan gejala antar lain menurunnya daya ingat, kesulitan berfikir logis, dan berperilaku semaunya) dahulu dianggap tidak ada kaitannya dengan nutrisi namun ternyata diketahui penyebabnya adalah akibat kekurangan Vitamin B3. Dapat disimpulkan bahwa keseimbangan nutrisi merupakan pondasi untuk membangun fisik maupun mental yang sehat.

Masalahnya kita tidak pernah tahu persis apakah makanan yang kita makan sehari-hari benar-benar telah memenuhi semua nutrisi yang diperlukan. Makanan yang mahal belum tentu mengandung nutrisi yang dibutuhkan. Bisa jadi di satu sisi kelebihan, namun di sisi lain tetap kekurangan. Apalagi banyak makanan yang dijual setelah melalui proses dan penyimpanan yang begitu panjang sehingga nutrisi yang seharusnya terkandung pada makanan tersebut telah banyak yang hilang.

Pohon Moringa oleifera memiliki daun yang mengandung nutrisi paling lengkap dibanding dengan tumbuhan jenis apapun. Selain vitamin dan mineral, daun moringa juga mengandung semua asam amino esensial (asam amino yang tidak diproduksi sendiri oleh tubuh dan karena itu harus disuplai dari luar tubuh dalam bentuk jadi). Asam amino sangat vital sebagai bahan pembentukan protein. Penelitian juga membuktikan bahwa daun ini sama sekali tidak mengandung zat berbahaya. Bahkan di beberapa daerah masyarakat sudah biasa memanfaatkannya sebagai sayuran terutama untuk melancarkan ASI.

Moringa Oleifera (Kelor)

Moringa oleifera atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama "Kelor", dimana sebagian orang di indonesia dan umumnya didunia ini bahwa tumbuhan kelr atau moringa oliefera ini selalu dikaitkan dengan hal-hal yang mistik atau gaib. Yang pasti hal seperti itu belum 100% tingkat kebenarannya. Tumbuhan kelor ini bila dikaji secara mendalam secara science dan teknologi sangat banyak manfaatnya, terutama untuk kesehatan.

Secara ilmu biologi, bahwa tumbuhan mempunyai silsilahnya dimana tumbuhan kelor ini silsilahnya adalah sebagai berikut:

Kingdom          : Plantae                          Divisio                : Magnoliophyta
Class                : Magnoliopsida               Ordo                 : Brassicales
Famili               : Moringaceae                  Genus                : Moringa
Spesies             : Moringa oleifera

MORFOLOGI Moringa oleifera (Kelor)

Pohon bengkok, tinggi 3-10 m, dengan tajuk yang tidak rapat; poros daun beruas, dengan kelenjar yang berbentuk garis lurus; sirip dari orde pertama 8-10 pasang. Anak daun bertangkai, , sisi bawah hijau pucat,. biji bentuk bola, bersayap 3
Daun bersirip tak sempurna, kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian anak daun berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1 cm sampai 3 cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun rata. Tangkai daun 1 mm sampai 3 mm.
Biji berbau minyak “behen” atau “ben”. Bersegi tiga, bersayap 3, seperti selaput, dlam bentuk sisir dengan paruk yang menajam(klentang).
Bunga putih besar, terkumpul dalam pucuk lembaga di bagian ketiak.
Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas, dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar terpisah.

ANATOMI Moringa oleifera folium

Pada penampang melintang melalui tulang daun terlihat epidermis atas tersusun atas 1 lapis sel berbentuk 4 persegi panjang, tidak terdapat stomata. epidermis atas tersusun atas 1 lapis sel berbentuk 4 peregi panjang, terdapat stomata, rambut penutup tersusun atas 1 sampai 2 sel, jarang. mesofil meliputi jaringan palisade tersusun atas 1 lapis sel, jaringan bunga karang tersusun atas beberapa lapis sel, bentuk tidak beraturan, hablur kalsium oksalat berbentuk roset; berkas pembuluh memiliki tipe kolateral. pada sayatan paradermar terlihat bahwa epidermis atas berbentuk poligonal, dinding samping berombak; epidermis bawah memiliki bentuk yang tidak beraturan, dinding asmping berombak, stomata bertipe anomositik.
Serbuk berwarna hijau muda. yang menjadi pengenal adalah rambut penutup yang terdiri dari 1 sampai 2 sel, jarang ada; bagian epidermis atas, bagian epiderms bawah dengan stomata tipe anomositik, hablur kalsium oksalat berbentuk roset; bagian berkas pembuluh dengan penebalan tangga an spiral.

ANATOMI Moringa oleifera Radix

Pada penampang melintang akar telihat jaringan gabus yang tersusun atas beberapa lapis sel gabus berbentuk segi empat agak beraturan, parenkim korteks dengan sel berdinding tipis, berisi butir pati tunggal atau berkelompok, bentuk bundar panjang, dinding sel tebal, saluran noktah bercabang, di bagian dalam korteks terdapat kelompok serabut sklerenkim yang memiliki dining tipis, bentuk poligonal dan lumen lebar, berkas pembuluh tersusun atas trakea dan trakeida, jari-jari empulur tersusun dari 1 sampai 3 sel yang bernoktah.
Serbuk. warna kuning kecoklatan. bagian pengenal adalah serabut sklerenkim berdinding tipis, ujung agak tumpul dan lumen lebar, sel batu dengan lumen bercabang, bagian parenkim korteks butir pati tunggal atau majemuk, hilus konsentrik, bagian berkas pembuluh dengan penebalan jala.

Zat yang terkandung 

Biji                               : minyak “behen”
Akar (kulitnya)             : minyak terbang, berbau tidak enak, rasanya seperti lada.
Dalam beberapa sel      : myrosine, emulsine. Berbagai bagian dari tumbuhan alkaloida (pahit, tidak beracun)

*Tumbuhan ini pertama kali ditemukan di India